Saturday, September 25, 2010

hujan itu seperti orang Indonesia, senang berkolektif

"menurutku jumlah air di seluruh dunia itu tidak pernah berubah, selalu tetap dari waktu ke waktu" kataku sambil memainkan air hujan menggunakan piring bergambar bunga.
"menurutku tidak, air itu H2O, berarti dia bisa diurai kapan saja menjadi H dan O, pada saat itu air tidak lagi menjadi air" jawab si pemain harmonika
***
"apa yang akan terjadi pada hidupmu 10 tahun lagi?" tanya sang oracle
"hah?"
"ini baru 3 tahun kita berada disini, sudah banyak yang terjadi, kira-kira apa yang akan terjadi 10 tahun lagi?"
(ini bukan jenis pertanyaan yang bisa dijawab dengan spontan ketika saya sedang membiarkan kendali atas tubuh saya diambil oleh suara musik dari depan)
***
"bagi kami jarak itu tidak eksis, yang eksis hanyalah waktu" begitu kata orang-orang Gipsi,
sebab mereka selalu berpindah-pindah, mereka selalu melakukan perjalanan.
mungkin jika digambarkan hidup mereka seperti sedang melakukan perjalanan dengan kereta, ketika melihat keluar jendela, semuanya terlihat blur saking cepatnya, dan orang biasanya tidak menaruh perhatian pada sesuatu yang blur.
entahlah, saya belum pernah bertemu orang Gipsi sungguhan.
***
hey, tapi bukankah kita semua adalah Gipsi?
bukankah kita semua adalah air?
bukankah kita semua melakukan perjalanan setiap saat --entah secara harfiah maupun ungkapan-- yang membuat sebuah koloni air raksasa yang tentu saja sebenarnya terdiri dari butir-butir kecil embun, berubah bentuk?
kita semua akan menjadi gelas ketika masuk gelas, akan menjadi piring ketika dituang ke atas piring.
kita akan mengembun, menguap, menyublim, berubah jd H, O, atau apapun itu, kapanpun bisa terjadi dalam perjalanan kita.
***
"apa yang akan terjadi pada hidupmu 10 tahun lagi?"
"yang jelas aku bukanlah air yang sama lagi, walaupun mungkin aku akan berada di tempat yang sama. aku akan mengalami segala bentuk penguapan, pembekuan, pengembunan, penyubliman. aku akan berada dalam segala jenis wadah. aku akan mengurai dalam perjalananku. seperti hujan yang datang semalam, mungkin mereka pernah datang kesini sebelumnya, tapi aku yakin mereka sudah menjadi lebih dewasa dibanding terakhir kali mereka datang"
*terinspirasi dari musik 3 orang bergitar di tengah semangat kolektivitas hujan dan pemandangan seseorang yang menarik diri dari kerumunan sedang duduk di jendela dan bermain harmonika dibawah lampu.




Saturday, September 4, 2010

tidak selamanya sebuah tulisan membutuhkan judul

"sedih ya kalo liat ibu kita nangis"
"well, hug her :)"
"gak, kami perempuan kuat, gak butuh pelukan"
"oke, ibumu ajak adu panco aja kalo gitu.."
"hahaha bodoh!"